Mengejar Kekayaan, Lalu Apa?
Ada satu kisah yang kira-kira bunyinya seperti ini.
Suatu hari, Aleksander Agung bertanya kepada Diogenes.
Aleksander Agung: Anda pikir saya bisa menaklukkan dunia?
Diogenes: Mengapa Anda ingin menaklukkan dunia?
Aleksander Agung: Supaya nanti saya bisa makan, minum, dan bersantai sepuasnya.
Diogenes: Anda ingin menaklukkan dunia hanya untuk bersantai? Mengapa tidak bersantai saja sekarang?
Kejadian serupa juga pernah terjadi di tempat lain.
Seorang turis Amerika tiba di sebuah desa nelayan kecil di Meksiko.
Sang turis terkesan dengan ikan-ikan besar dan segar yang ditangkap nelayan setempat sehingga bertanya, "Berapa lama Anda menangkap ikan-ikan ini?"
"Tidak terlalu lama," jawab nelayan itu.
Orang Amerika itu bertanya lagi, "Mengapa Anda tidak memancing lebih lama? Anda bisa mendapat tangkapan lebih banyak."
Nelayan Meksiko ini berkata bahwa hasil tangkapannya yang sedikit itu cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
"Jadi apa yang Anda lakukan setelah bekerja?" tanya si turis.
"Saya tidur siang, sesekali memancing, bermain dengan anak-anak, jalan-jalan bersama istri, lalu pergi ke desa setiap malam untuk minum anggur dan bermain gitar dengan warga desa. Saya sangat sibuk."
Orang Amerika itu menyela, "Dengar, Anda sebaiknya menambah waktu untuk memancing setiap hari. Lalu, belilah perahu yang lebih besar dari uang tambahan itu. Sebentar saja, Anda bisa membeli beberapa perahu lagi dan akhirnya punya armada penangkap ikan sendiri. Daripada menjual hasil tangkapan ke tengkulak, sebaiknya jual langsung ke pembeli, lalu buka pengalengan sendiri. Anda bisa pindah ke Mexico City, Los Angeles, atau bahkan New York! Dari sana, Anda pun bisa memperluas usaha Anda.
Nelayan itu bertanya, "Tapi berapa lama waktu yang dihabiskan untuk semua itu?"
"Mungkin 15-20 tahun?"
"Lalu apa?"
Sang turis tertawa dan berkata, "Itulah bagian terbaiknya. Saat waktunya tiba, Anda boleh mengumumkan IPO, menjual saham perusahaan ke publik, dan menjadi kaya raya. Anda akan menghasilkan jutaan dolar!"
"Jutaan dolar? Lalu apa?"
"Kalau begitu Anda akan pensiun. Pindahlah ke sebuah desa nelayan kecil di pesisir pantai di mana Anda bisa tidur siang, sesekali memancing, bermain dengan anak-anak, jalan-jalan bersama istri, lalu pergi ke desa setiap malam untuk minum anggur dan bermain gitar dengan warga desa."
Nelayan itu menimpali, "Bukankah saya sudah melakukan itu semua?"
Dari cerita-cerita tadi, ada dua gagasan terlintas di benak saya.
1. Mulai Dari Sekarang
Memang penting untuk unggul dalam pekerjaan utama kita.
Tapi jika kita menunggu sampai nanti untuk mewujudkan cita-cita kita (misalnya, menabung untuk menikmati masa pensiun), kita lebih baik melakukannya sekarang.
Bila kita bercita-cita untuk menerbitkan buku di hari tua, kita bisa memulainya dari sekarang.
Bila kelak kita ingin bertani, kita bisa mengisi akhir pekan dengan berkebun.
Menunda pencapaian adalah hal yang berisiko.
Mimpi yang tertunda akan tertunda selamanya.
Tak ada jaminan kita bisa mencapainya nanti.
Tak jarang ketika kita ingin mengejar sesuatu (menikmati masa pensiun) dengan mengerjakan hal lain (menerbitkan buku), kita bisa mulai mengerjakan hal lain itu saat ini juga.
Salah satu tetangga saya berhasil mengarang buku anak-anak sambil bekerja sebagai guru.
Kakek tersebut terus menulis walau sudah pensiun.
Seandainya tujuan utama Aleksander Agung dan nelayan Meksiko adalah sama-sama demi bersantai, maka keduanya bisa bersantai sekarang.
Jangan takut.
Kita tidak akan pernah kehabisan kesempatan untuk melakukan apa yang ingin kita lakukan sembari mempertahankan karier kita saat ini.
Bertambahnya kepuasan dalam hidup dapat meningkatkan kepuasaan kita terhadap pekerjaan kita saat ini.
Ini lantaran di samping bekerja, kita pun sedang mengerjakan sesuatu yang benar-benar berarti.
2. Selaraskan Cita-Cita dengan Pekerjaan
Agar kita bisa meraih sesuatu, ada baiknya kita jadikan hal tersebut sebagai pekerjaan kita.
Misalnya, kita ingin menjadi penulis buku di hari tua nanti, kita bisa mulai mewujudkannya sekarang.
Jika kita ingin keliling dunia saat tua nanti, kita bisa mulai traveling dari sekarang.
Jadikan cita-cita tersebut sebagai pekerjaan.
Tentu saja, jumlah penghasilan dalam waktu dekat akan terpengaruh.
Tetapi salah satu keuntungan terbesar dari era digital adalah bahwa kegiatan yang bersifat pribadi sekalipun bisa mendatangkan cuan.
Kita bisa jadi kreator YouTube, blogger, atau penulis.
Inilah kesempatan emas yang tersedia akibat keseragaman masyarakat modern saat ini.
Yang dulunya tidak mungkin kini menjadi mungkin.
Pastinya kita tidak bisa langsung banting setir.
Setiap pekerjaan butuh persiapan panjang.
Tapi persiapan selama bertahun-tahun itu sebetulnya akan sangat berguna untuk merealisasikan cita-cita sebagai profesi kita.
Jangan heran, karena menyelaraskan cita-cita dengan pekerjaan memang butuh persiapan matang dan kualifikasi yang tepat.
Kesimpulannya, jangan tunda mencapai cita-cita; wujudkan cita-cita sedari sekarang.
Dan mulai segera.
Inilah bentuk penghormatan tertinggi yang bisa kita tunjukkan pada diri sendiri.
Mudah-mudahan kita bisa lekas bertemu di puncak kesuksesan masing-masing. We can do it.
Label: Meraih Kebahagiaan
0 Comments:
Posting Komentar
<< Home